Tuesday, June 19, 2007

Angkat Pamor SMK


Upaya pemerintah melakukan penambahan politeknik di seluruh Indonesia dinilai merupakan langkah positif dan membawa angin segar bagi siswa SMK. Dengan penambahan politeknik itu, peluang lulusan SMK untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi semakin besar.

"Program ini sekaligus untuk menepis anggapan dan stereotipe bahwa mayoritas lulusan SMK tidak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi," terang Joko Sutrisno, Direktorat Pembina SMK Depdiknas.

Seperti diketahui, setting lulusan SMK memang disiapkan untuk bekerja. Faktanya, tidak semua out put SMK ingin bekerja. Karena itulah, mereka diberi peluang untuk meningkatkan kompetensinya dengan option politeknik. "Supaya kompetensi pendidikan mereka semakin bertambah," ujarnya.

Dijelaskan Joko, saat ini keberadaan politeknik sangat dibutuhkan masyarakat. Mengambil contoh negara-negara maju seperti Jerman, Swiss, dan Amerika, jumlah politeknik di sana lebih banyak dibandingkan universitas. Fenomena itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat mereka. Bahkan, pendidikan politeknik di negara maju dinilai lebih prestesius. Peluang masuk ke politeknik juga lebih sulit dibanding masuk universitas.

"Di Indonesia, masyarakat sebenarnya lebih membutuhkan politeknik daripada universitas. Faktanya, politeknik kurang diminati," jelas Joko. Menurutnya, hal tersebut disebabkan stigma masyarakat Indonesia yang menilai gelar sarjana universitas lebih bergengsi. "Padahal, lulusan D-4 dinilai lebih kompeten dibandingkan S-1. Sebab, mereka lebih andal dalam hal praksis," tutur alumnus S-1 Universitas Airlangga (Unair) itu.

Tak heran, saat ini banyak industri yang cenderung melirik lulusan SMK atau politeknik daripada menarik siswa lulusan sekolah umum atau sarjana. Karena itu, peambahan politeknik diharapkan bisa meningkatkan kompetensi lulusan SMK.

Nanti, lulusan politeknik diharapkan bisa menekan angka penganguran. Peluang ini, kata Joko, harus dimanfaatkan dengan sebaiknya. Pasalnya, sektor industri membutuhkan tenaga terampil dan siap pakai. "Siswa SMK maupun politeknik diarahkan menguasai ilmu terapan," cetus Ruddy Winarko, kepala bidang pendidikan menengah Dinas Pendidikan Surabaya. Dengan bertambahnya politeknik diharapkan juga mendorong kemampuan daya analisa siswa SMK agar setara dengan siswa SMA. (kit)

No comments:

Post a Comment