Monday, December 31, 2007

PENYAKIT LANSIA


Waspadai Gangguan Saraf Otak

New York, Sabtu - Sebagian besar orang lanjut usia atau lansia mengalami penyakit saraf otak yang bisa meningkatkan risiko dimensia (kepikunan). Untuk itu, gangguan saraf otak harus dicegah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, pola hidup yang seimbang, dan menerapkan gaya hidup sehat.

Sebagai bagian dari proyek jangka panjang mengenai memori dan penuaan, Universitas Rush di Chicago, Amerika Serikat, sebagaimana dipublikasikan dalam Jurnal Neurologi menyebutkan, para peneliti mengevaluasi spektrum abnormal yang ditemukan pada otak 141 orang berusia lanjut dengan atau tanpa gejala klinis dimensia. Saat meninggal, hanya 20 orang atau sekitar 14,2 persen yang bebas dari penyakit saraf otak.

Menurut dr Julie A Schneider dari Pusat Kedokteran Universitas Rush, Chicago, beserta timnya, sebagaimana dikutip Reuters Health, Sabtu (29/12) di New York, Amerika Serikat, mayoritas lansia dengan dimensia, yang ditandai dengan gangguan memori dan kemampuan kognitif lain, memiliki lebih dari satu tipe patologi pada otak yang mengalami perburukan.

"Gangguan saraf otak ini umumnya berupa gejala penyakit alzheimer dan stroke, diikuti penyakit terkait parkinson," ujar Schneider.

Para lansia tanpa dimensia juga memiliki penyakit saraf otak, seperti alzheimer dan gangguan saraf lain. Lansia dengan lebih dari satu gangguan saraf otak secara signifikan meningkatkan gejala dimensia.

"Para lansia sering kali dapat mengatasi satu patologi pada otak mereka, tetapi beban lebih dari satu patologi bisa menyebabkan mereka menderita dimensia," kata Schneider.

Untuk mengurangi risiko dimensia, perlu upaya pencegahan alzheimer dan penyakit saraf otak lain seperti stroke dan faktor risiko stroke, misalnya tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok, dan obesitas.

Dalam kaitan dengan itu, pola hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan ke dokter menjadi sesuatu yang tak bisa diabaikan para lansia. (EVY)

No comments:

Post a Comment