Media Massa Tradisional Harus Cepat Ikuti Perubahan
Singapura, Kompas - Perubahan pola perilaku masyarakat dalam menggunakan teknologi informasi dan media baru seperti internet, siaran televisi berbasis internet protokol (IPTV), dan banyak lagi produk turunan perkembangan TI yang semakin pesat dipastikan harus dapat segera diantisipasi dan diikuti media massa konvensional seperti media cetak, radio, dan TV.
Menurut pengajar Komunikasi dan Program Media Baru pada Faculty of Arts and Social Sciences National University of Singapore, Daniela Alina, Rabu (28/11), TI juga berkembang di Asia dan di sejumlah negara berkembang macam Indonesia.
"Mungkin untuk generasi yang lebih tua masih diperlukan keberadan semacam persilangan (hybrid) media. Jenis media konvensional macam surat kabar atau televisi dengan media internet dapat saling mengisi kekurangan masing-masing. Akan tetapi, untuk generasi yang lebih muda saya khawatir mereka sudah sepenuhnya berubah," ujar Daniela.
Daniela menyatakan hal itu seusai berbicara dalam Simposium Digital Future bertema "New Media and Distribution", yang menjadi salah satu rangkaian Festival Media Asia 2007. Acara tahunan ini diikuti Kompas atas undangan Media Development Authority of Singapore, berlangsung 14 November-4 Desember 2007.
Dengan kata lain, menurut Daniela, media massa konvensional, khususnya di negara- negara berkembang macam Indonesia memang harus melakukan perubahan secepat mungkin, tetapi tetap tidak boleh juga melupakan audiens mereka dari kalangan generasi yang lebih tua.
"Saya pikir perubahan harus dilakukan walaupun saya sendiri sulit memprediksi apakah media lama macam surat kabar sudah akan hilang atau tidak diminati lagi dalam 20 tahun ke depan atau tetap bertahan. Mungkin di masa depan surat kabar tidak lagi dalam bentuk yang sekarang, melainkan sudah berubah menjadi format surat kabar elektronik yang jauh lebih maju," ujar Daniela.
Lebih lanjut, dalam diskusi juga dibahas soal perkembangan TI terkait keberadaan media baru. Produk film sekalipun saat ini dapat dengan cepat sampai ke konsumen atau audiens di berbagai negara dengan berbagai macam latar belakang kultur.
Dalam diskusi, Wakil Presiden MediaCorp Technologies Pte Ltd Singapura Kenneth Lee meyakini pada masa mendatang keberadaan internet masih akan terus menjadi media unggulan dan terus berevolusi menyesuaikan diri dengan kebutuhan para konsumen atau audiensnya.
Selain itu, Kenneth meyakini orang akan semakin mengubah konsep mereka, khususnya terhadap keberadaan media tradisional. Hal itu mulai tampak ketika semakin jarang orang menonton televisi pada saat tayang utama (prime time). Dengan begitu, para praktisi televisi harus mulai mempertimbangkan bagaimana bisa segera mengatasi ketertinggalan.
Menurut Kepala Mobile TV and Video Experiences Nokia Asia Pasifik Pawan Gandhi, kehadiran media baru di tengah masyarakat dipastikan menimbulkan perombakan besar-besaran pada kebiasaan orang. Misalnya, yang sebelumnya membaca koran atau menonton televisi dalam satu ruang keluarga bersama-sama, menjadi lebih individual.
No comments:
Post a Comment