Guru Tergiring Jadi Kolektor Sertifikat
Senin, 7 April 2008 | 01:21 WIB
Makassar, Kompas - Sertifikasi guru cenderung menjebak guru pada kultur formalistik. Dalam upaya memenuhi persyaratan penilaian portofolio, guru lebih suka memburu dan mengoleksi lembar-lembar sertifikat dan piagam forum ilmiah ketimbang memahami esensi profesionalisme sebagai pendidik.
Demikian terungkap dalam seminar ”Guru Menggugat Sertifikasi” di Makassar, Minggu (6/4). Seminar yang digelar oleh Forum Komunikasi Pengkajian Aspirasi Guru Indonesia (FK-PAGI) tersebut menampilkan Suparman (Ketua Federasi Guru Independen), Prof Dr Arismunandar (Rektor terpilih Universitas Negeri Makassar), dan Sriyanti (aktivis lembaga swadaya pendidikan Kerlip).
Di hadapan sekitar 500 guru, Suparman mengingatkan, pelaksanaan sertifikasi cenderung melenceng dari niat semula mewujudkan sosok guru profesional. Sekarang di kalangan guru muncul kultur dan kegemaran baru, yakni sebagai kolektor piagam dan sertifikat dari forum ilmiah dan pelatihan.
Terkait dengan ”kesemuan” predikat profesional, Rektor terpilih Universitas Negeri Makassar Arismunandar menegaskan, guru yang demikian janganlah cepat bangga. Apalah arti sebuah predikat profesional yang hanya didasarkan pada lembaran formalistik tanpa memahami esensinya.
Secara terpisah dari Semarang, Jawa Tengah, dilaporkan, sebanyak 1.317 guru di wilayah rayon XII Jawa Tengah tidak lulus dalam ujian sertifikasi guru melalui portofolio kuota tambahan tahun 2007. Mereka tidak lulus karena penilaian portofolio guru lebih memprioritaskan aspek senioritas dan hasil karya ilmiah.(NAR/A09)
No comments:
Post a Comment