Saturday, June 30, 2007

Mitigasi Bencana
Konferensi Rakyat untuk Bangun Kekuatan Mandiri

Jakarta, Kompas - Bencana akibat kerusakan ekologis di Indonesia pada waktu mendatang akan makin kerap berulang. Kekuatan kolektif masyarakat secara mandiri kian dibutuhkan untuk mengurus dirinya sendiri dan untuk menekan pemerintah supaya lebih serius menyikapi kondisi rawan bencana ini.

Untuk membangun kekuatan masyarakat secara mandiri tersebut, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) memelopori Konferensi Rakyat Indonesia, yang diselenggarakan pada 30 Juni hingga 3 Juli 2007 mendatang. Pertemuan masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia ini akan dibuka secara resmi Minggu (1/7) dan bakal dihadiri sekitar 1.600 peserta.

Konferensi yang dilaksanakan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, ini mengambil tema "Membangun Kekuatan Kolektif Masyarakat untuk Mereduksi Risiko dan Dampak Bencana Ekologis".

"Paradigma eksploitatif yang merusak lingkungan harus dihentikan," tegas Direktur Eksekutif Walhi Chalid Muhammad dalam jumpa pers, Jumat (29/6). Pada tahun 2006 terjadi 135 kali bencana ekologis berupa banjir dan longsor, hingga menewaskan sedikitnya 7.000 jiwa dan lebih dari 10 juta jiwa mengungsi.

"Intensitas bencana ekologis dalam lima tahun terakhir naik tiga kali lipat. Karena itu ke depan, kekuatan kolektif masyarakat harus menekannya," ujarnya.

Kepala Biro Data Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Priyadi Kardono mengatakan, pada 2006 di Indonesia di antaranya terjadi banjir 312 kali, banjir disertai tanah longsor 27 kali, tanah longsor 74 kali, dan kekeringan di 184 lokasi.

Chalid melanjutkan, bencana ekologis itu disebabkan eksploitasi hutan dan alih fungsi hutan. Walhi memperkirakan bila tidak ada upaya penyelamatan, tahun 2023 hutan di seluruh Indonesia punah. (NAW)

No comments:

Post a Comment