Wednesday, February 6, 2008

KAWASAN HUTAN MAKIN KRITIS


5 Ribu Desa Terancam Bencana

PDF Print E-mail
PEKALONGAN (KR) - Kawasan hutan yang ada saat ini sangat kritis, bahkan ada 816 daerah rawan bencana tanah longsor. Tidak hanya itu saja, sebanyak 5 ribu desa yang berada di kawasan sekitar hutan rawan akan bencana tanah longsor.

Menteri Kehutanan MS Kaban mengungkapkan hal itu ketika ditemui usai pencanangan Gerakan Penghijauan Lingkungan di Kabupaten Pekalongan, Selasa (5/6) di Desa Linggo Asri Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan. Menurutnya, cukup banyaknya titik rawan itu tidak terlepas akibat tutupan hutan yang ada di Indonesia tinggal 18 persen saja. Untuk mengatasi lahan kritis, akan difokuskan pada tahun ini pada 318 daerah aliran sungai di Indonesia.

“Mengatasi permasalahan lahan kritis, penghijauan, dan perbaikan lingkungan tidak bisa hanya diserahkan kepada pemerintah. Namun semua elemen harus bersama-sama mengatasi permasalahan itu. Target untuk tahun 2007-2009 diharapkan rehabilitasi lahan kritis bisa mencapai 5 juta hektar dengan sistem membangun hutan tanaman rakyat yang sebagian besar akan dilakukan di luar Jawa,” jelasnya.

Menyinggung masalah LSM lingkungan Greenpeace, Kaban menilai jika LSM itu yang hanya berani meributkan Indonesia. Padahal 80 persen penyebab kerusakan lingkungan adalah industri yang tumbuh di Amerika, tetapi kenapa Greenpeace tidak mau protes di Amerika.

Sedang menyangkut illegal logging, Menhut tetap komitmen untuk memberantas. Diakui, para cukong-cukong kayu illegal itu tidak hanya merusak lingkungan, namun juga merusak masyarakat, dan aparat negara serta fasilitas infrastruktur jalan. “Saya juga heran dengan Malaysia. TKI illegal yang masuk ke sana dikatakan haram dan dipulangkan, namun kayu-kayu illegal yang juga haram tidak dipulangkan,” ungkapnya.

Sementara untuk mengantisipasi kebakaran hutan, pemerintah telah menyiapkan anggaran Rp 40 m untuk insentif masyarakat sekitar hutan yang melakukan land clearing tidak dengan membakar hutan. Pemerintah juga telah menyiapkan seperangkat peralatan antisipasi kebakaran diantaranya 7 helikopter untuk membawa water booming yang disewa selama 500 jam dengan anggaran Rp 26 m. Proses sosialisasi telah dimulai dari Sumut, Kalimantan dan Jambi. Dengan harapan nantinya bisa menekan blog spot hingga di bawah 50 persen dari sebelumnya. (Riy)-b.

No comments:

Post a Comment