Monday, March 10, 2008

Bayi Gizi Kurang dan Gizi Buruk Mencapai 4,1 Juta Jiwa


Senin, 10 Maret 2008 | 00:49 WIB

JAKARTA, kOMPAS - Gizi buruk masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang sulit diatasi, kendati jumlah kasusnya menurun dalam beberapa tahun terakhir. Data terakhir menunjukkan, jumlah balita dengan gizi kurang dan gizi buruk mencapai 4,1 juta jiwa.

Menurut Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, dalam jumpa pers, Minggu (9/3) di Jakarta, gizi kurang atau gizi buruk disebabkan kurangnya asupan gizi sehingga anak rentan terinfeksi penyakit. Situasi ini akibat kemiskinan, pendidikan rendah, dan kesempatan kerja rendah.

Pada kesempatan terpisah, sejumlah organisasi yang tergabung dalam Jaringan Pemerhati Perubahan Undang-Undang Kesehatan menyatakan keprihatinan atas kondisi kesehatan bangsa Indonesia yang masih terpuruk. Hal ini, antara lain ditandai dengan masih tingginya angka kasus gizi buruk, angka kematian ibu dan anak, dan penyakit menular.

Kondisi ini diperburuk dengan lambannya proses perubahan Undang-Undang Kesehatan yang tahun ini telah delapan tahun mengendap di DPR.

”Kami menagih janji DPR dan Pemerintah RI untuk segera mengesahkan Rancangan UU Kesehatan,” kata Tini Hadad dari Yayasan Kesehatan Perempuan, pada peringatan Hari Perempuan Sedunia, 8 Maret lalu.

Menurun

Berdasarkan data Depkes, jumlah kasus balita gizi kurang dan gizi buruk menurun dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2004, jumlah anak balita gizi kurang dan gizi buruk sebanyak 5,1 juta jiwa. Pada tahun 2006, jumlah anak balita bergizi kurang dan buruk turun jadi 4,28 juta anak, dan 944.246 orang di antaranya berisiko gizi buruk.

Pada tahun 2007, jumlah anak balita bergizi kurang dan buruk turun lagi jadi 4,13 juta anak, dan 755.397 orang di antaranya tergolong risiko gizi buruk.

Untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan gizi buruk, lanjut Menkes, dilakukan perawatan kasus di rumah sakit sesuai prosedur. (EVY)

No comments:

Post a Comment