Kekerasan atas Perempuan Masih Saja Terus Terjadi
Jakarta, Kompas - Kekerasan terhadap perempuan di Indonesia masih terus terjadi. Yang terbanyak adalah berbentuk penghinaan, disusul penganiayaan, penelantaran, dan pelecehan.
Hal itu dikemukakan oleh Wien Kusdiatmono dari Badan Pusat Statistik (BPS) saat memaparkan hasil survei BPS tentang "Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Tahun 2006" di Jakarta, Selasa (11/12).
Jumlah tindak kekerasan dalam bentuk penghinaan tercatat 65,33 persen, disusul penganiayaan (23,38 persen), penelantaran (17,88 persen), pelecehan (11,32 persen), dan lain-lain (16,15 persen). Penghinaan bisa juga berupa ancaman atau merendahkan martabat perempuan, termasuk intimidasi di tempat kerja.
Penganiayaan juga terjadi seperti pemukulan, penamparan, penjambakan, penyulutan (rokok), pengurungan, dan bentuk kekerasan fisik lainnya. Penelantaran berupa tidak diberi nafkah, tak dipenuhi hak kehidupan, perawatan atau pemeliharaan, pembatasan uang belanja, pelarangan bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di bawah kendali orang itu, dan pemaksaan untuk bekerja yang tidak dikehendaki korban.
Jumlah sampel yang diambil dalam survei tersebut sebanyak 68.000 rumah tangga yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Menurut Yustina Rostiawati dari Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat Universitas Atma Jaya Jakarta, survei kekerasan terhadap perempuan dan anak ini diintegrasikan ke dalam Susenas Modul Sosial Budaya tahun 2006. Dengan demikian, kerangka sampel dan pengambilan sampelnya sesuai dengan yang telah biasa dilakukan untuk Susenas Modul Sosial Budaya.
Selama ini data pokok tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak terbilang susah. Dengan adanya data pokok yang disajikan BPS ini, pertanyaan mengenai "besaran" angka tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia dapat memperoleh jawaban. (LOK)
No comments:
Post a Comment