Sunday, May 27, 2007

Masa Depan Cerah

Dalam dunia kreatif pembuatan iklan, terutama iklan televisi, terdapat dua lembaga utama yang berperan. Mereka adalah agensi periklanan dan rumah produksi film iklan.

Biasanya, gagasan awal strategi periklanan dibuat oleh agensi iklan dengan kliennya, yakni si pembuat produk yang akan diiklankan. Pihak produsen menjelaskan konsep produk dan mereknya dan apa yang mereka inginkan dengan produk tersebut. Oleh bagian kreatif agensi iklan, konsep awal ini kemudian dicarikan bentuk kreatif yang dipandang efektif untuk mencapai tujuan produsen.

Setelah konsep kreatif itu disetujui oleh klien, pihak agensi kemudian menyerahkan eksekusi pembuatannya kepada rumah produksi film iklan. Seorang sutradara akan ditunjuk untuk memproduksi film iklan berdasarkan konsep yang dibuat pihak agensi.

"Biasanya konsep dari agensi masih berupa konsep global yang dituangkan dalam storyboard sederhana. Rata-rata hanya enam gambar," ujar Iman Brotoseno, sutradara film iklan dan Ketua Umum Asosiasi Pekerja Film Iklan Indonesia (APFII). Sutradaralah yang kemudian bekerja menerjemahkan storyboard awal ini ke dalam eksekusi di lapangan dengan segala detailnya.

Tak beda

Menurut Iman, pada dasarnya yang dikerjakan sutradara film iklan tidak berbeda dengan sutradara-sutradara lainnya. "Mau itu sutradara film layar lebar, sutradara sinetron, sutradara videoklip, tugasnya pada dasarnya sama. Yakni bagaimana menyampaikan pesan yang terkandung dalam skenario. Konsep dari creative director agensi periklanan dapat dikatakan sebagai skenario bagi sutradara film iklan," ujar Iman yang pernah menjadi sutradara videoklip ini.

Ia menambahkan, tantangan membuat film iklan justru lebih berat karena harus bisa menerjemahkan dan menyampaikan suatu pesan dalam ruang dan waktu yang sangat sempit. "Durasi film iklan hitungannya detik," ungkapnya.

Industri iklan yang tumbuh terus tiap tahun membuat pekerja film iklan menjadi profesi yang sangat menjanjikan. Menurut Iman, saat ini di Indonesia baru ada sekitar 1.000 pekerja film iklan, 400 di antaranya terdaftar sebagai anggota APFII. "Masa depannya masih sangat cerah. Data PPPI menyebutkan, total belanja iklan di Indonesia mencapai Rp 40 triliun per tahun. Jika diasumsikan biaya produksi iklan 10 persen saja dari nilai itu, berarti ada perputaran uang sebesar Rp 4 triliun per tahun bagi para pekerja iklan dan itu terus meningkat dari tahun ke tahun," tandasnya. (DHF)

No comments: