Saturday, December 22, 2007

Peran Penting Seorang Ibu



Oleh : Nini Marhaeni Jasmin Ali

Staf Fakultas Komunikasi Jurusan Ilmu Periklanan IISIP Jakarta.


Tantangan yang dihadapi pada masa jahiliyah dahulu adalah masyarakat yang bobrok, bodoh, dan terbelakang. Tantangan Islam pada masa kini adalah menghadapi paham-paham materialisme. Dalam menghadapi masalah tersebut, dunia memerlukan seorang wanita. Peran wanita merupakan titik pusat yang strategis dalam pembentukan generasi di masa yang akan datang.

Perjuangan seorang ibu merupakan bentuk perjuangan pada modern sekarang ini. Bagaimanakah wanita Islam menghadapi tantangan masa kini? Hadis riwayat Bukhari dan Muslim menyatakan, "Kaum wanita itu bagaikan tulang rusuk yang melengkung. Jika kamu paksakan meluruskannya, berarti hanya akan mencari kepuasan daripadanya, tentu kamu hanya akan peroleh kepuasan. Sedangkan ia tetap melengkung.

Tulang rusuk adalah tulang penyangga yang amat penting bagi tubuh dan menjadi pelindung terhadap bagian organ-organ lain yang amat berarti dalam tubuh. Pada zaman sekarang ini banyak kaum ibu mempunyai peran ganda. Peran ganda yang dimaksudkan adalah sebagai ibu dalam rumah tangga dan seorang ibu sebagai pekerja di luar rumah. Meskipun kita semua tahu wanita bukanlah manusia super yang dapat mengerjakan urusan 'dalam' dan 'luar' secara serempak dan semua sama baiknya. Keberhasilan wanita membawakan perannya perlu ditopang instuisi-instuisi penunjang. Islam tidak melarang seorang wanita untuk bekerja di luar rumah dalam mencari nafkah bagi keluarga. Bahkan,

Islam pun tidak membedakan antara wanita dan laki-laki bekerja dalam mencari nafkah. Dalam lapangan kerja dan memperoleh hasil kerja, Islam menunjukkan persamaan. Dalam Alquran Surat 5 : 33-35 Allah berfirman, “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang Muslim, lelaki dan perempuan yang Mukmin, lelaki dan perempuan yang tetap ketaatannya, lelaki dan perempuan yang berpuasa, lelaki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang yang menyebut (nama) Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. Tapi Islam memberikan tatanan yang sempurna bagi penganutnya.

Wanita Islam diberikan kesamaan ruhani dan intelektual yang penuh sama seperti kaum laki-laki. Wanita Islam dianjurkan mengamalkan perintah Allah dan menambah kecerdasan intelektualnya sepanjang hidupnya. Tetapi, dalam Islam telah ada aturan-aturan perbedaan antara pria dan wanita. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilihat dari struktur tubuh. Tubuh seorang wanita yang hamil, melahirkan anak, merawatnya serta menyusui, pastilah sangat berbeda dengan tubuh seorang lelaki yang tidak menanggung semua beban; struktur hormonal.

Menjaga kodrat
Ada satu hal yang amat sangat dibanggakan oleh seorang ibu di mana seorang pria tidak akan lahir tanpa dikandung oleh ibunya selama sembilan bulan sebagaimana tidak mungkin disusui dan dididik agar menjadi cerdas dan pintar. Dalam hal ini kewajiban kaum ibu tidak dapat dilakukan oleh kaum pria sekalipun ia adalah seorang yang jenius.

Memasuki abad yang makin banyak cobaan seperti meningkatnya harga kebutuhan sehari-hari, banyak korban PHK, anak-anak korban narkoba, peran seorang ibu sangatlah diperlukan sebagai penyejuk dalam memperkuat rasa keimanan. Seorang ibu rumah tangga haruslah dapat memfungsikan dirinya laksana perhiasan yang melekat pada diri pemakainya. Istri haruslah menjadi penyejuk, penyedap, memberi pesona dan memberi semangat hidup bagi suami dan anak-anaknya.

Islam memandang wanita pada posisi keibuan. Seorang ibu yang baik akan membesarkan anaknya dengan penuh kesabaran dan kegairahan hidup. Seorang ibu sebagai pekerja di luar rumah dalam kesehariannya meninggalkan tanggung jawab pada suami dan anaknya. Betapa tidak, keluarnya seorang ibu dari rumahnya untuk bekerja berarti membutuhkan seorang pembantu untuk membersihkan rumah. Dia juga memerlukan seorang pendidik untuk mendidik anak-anaknya?

Sah-sah saja seorang ibu bekerja di luar rumah demi mencukupi berbagai kebutuhan keluarga (sandang, pangan dan papan). Tapi, selama bekerja, seorang ibu harus tetap menjaga kodratnya. Para ibu harus tetap menjadi ibu yang selama dua tahun harus menyusui dan merawat anaknya (bayinya), mengurusi segala kebutuhan, dan mendidiknya. Di samping itu, masih pula pekerjaan rumah yang harus dikerjakan demi kelangsungan dan kebahagiaan keluarganya Jika hal ini ditinggalkan, maka dia akan menjadi bencana bagi segenap keluarganya.

Dari rahim seorang ibunlah Allah menitipkan janin yang lemah lembut untuk dilahirkan sebagai manusia. Rahim adalah tempat yang paling aman dan damai serta kokoh bagi perkembangan janin selama sembilan bulan. Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda, ”Setiap bayi itu dilahirkan selaras dengan fitrah (merdeka dan bersih dari segala pengaruh buruk) sampai lisannya menyatakan sendiri.

Maka kedua orang tuanyalah yang menyebabkan ia menjadi Yahudi, Nasrani dan Marjusi.” Keluarga berperan mengisi lembaran 'kertas putih' ini. Bila si anak kemudian terlempar ke daerah yang salah atau ke tingkat yang merusak orang lain, maka 'si penulis' pertama (dalam gal ini adalah keluarga) yang dianggap bersalah. Setelah dilahirkan dari rahim, ibunya berkewajiban menyusui anaknya. Islam menetapkan hak anak dalam penyusuan.

Allah menyebutkan bahwa kesempurnaan penyusuan adalah dua tahun penuh. Islam dengan demikian menuntut ibu melaksanakan fungsi keibuan sebaik-baiknya. Ketika Nabi Muhammad ditanya tentang siapa yang paling patut dihormati dan diperlakukan sebaik-baiknya, Nabi menjawab, "Ibumu." Jawaban ini diulang sampai tiga kali, sebelum Nabi menyebut, "Bapakmu.” Anak itu amanah Allah.

Jika kedua orang tua tidak menyempurnakan penjagaan dan didikannya serta menjadikannya rusak, kedua orang tua tersebut menerima amarah-Nya, karena telah menyia-nyiakan amanah-Nya. Dari penjelasan-penjelasan tersebut, dapatlah disimpulkan alangkah bahagianya menjadi seorang ibu. Namun, hendaklah setiap ibu tak pernah bosan untuk mawas diri. Sosok ibu tak lebih dan tak bukan adalah seorang wanita yang menjaga suami dan anak-anaknya senantiasa hidup dalam keluarga yang sakinah. Ibu adalah pondasi dalam rumah tangga.

No comments: