Wednesday, August 8, 2007

Stanza II untuk Indonesia Raya

Soeboerlah Tanahnja Soeboerlah Djiwanja
Bangsanja Ra'jatnja Semuwanja
Sadarlah Hatinja Sadarlah Boedinja
Oentoek Indonesia Raja

Ini adalah bait kedua dari stanza dua lagu Indonesia Raya karya WR Supratman. Stanza pertama adalah lagu Indonesia Raya yang kita kenal selama ini dan tentu tidak dapat digantikan. Stanza kedua dan ketiga konon tersimpan di Belanda dan bahkan di negeri itu VCD dokumenter dengan judul Ons Koninkrijk En De Tweede Wereldoorlog tersebut sejak beberapa tahun lalu banyak diperjualbelikan.

Lirik lagu pada stanza dua Indonesia Raya terlepas dari kontroversi temuan pakar telematika Roy Suryo itu sesungguhnya menarik bagi Indonesia kini. Memang, ia tidak seheroik bait yang sama stanza pertama (Hidoeplah Tanahkoe, Hidoeplah Negrikoe, Bangsakoe Rakjatkoe Semuwanja. Bangoenlah Djiwanja, Bangoenlah Badannja Oentoek Indonesia Raja). Tetapi stanza dua ini justru menyadarkan kita pada suatu hal penting: hati dan budi; Sadarlah Hatinja, Sadarlah Boedinja Oentoek Indonesia Raja.

Ketika menulis stanza kedua itu, Supratman mungkin merasa bahwa kesuburan tanah tidaklah cukup bagi Indonesia Raya, Indonesia yang besar, dan Indonesia yang sejahtera. Tapi juga diperlukan jiwa yang subur, kesadaran hati, dan kesadaran budi.

Dan, Tanah Indonesia yang subur, hingga kini setelah 62 tahun merdekabelum juga membuat rakyatnya sejahtera. Rakyat masih miskin, jumlah pengangguran masih besar, anak-anak banyak putus sekolah karena biaya tak terjangkau. Kerusakan moral, fitnah, korupsi, peredaran narkoba yang telah menjangkau murid sekolah dasar, seks bebas, hedonisme, seperti kanker yang terus meluas menggerogoti bangsa ini.

Indonesia Raya, Indonesia yang besar dan kuat, memerlukan hati dan budi, sesuatu yang boleh jadi terlupakan ketika kita membangun Indonesia ini. Kita berbicara soal kesejahteraan, namun pada saat yang sama rakyat menderita. Kita bicara pembangunan, namun saat yang sama rakyat terpinggirkan. Kita bicara soal moral dan etika, namun saat yang sama pendidikan tak terjangkau rakyat biasa. Kita bicara tentang masa depan, namun saat yang sama kita hancurkan hutan-hutan dan kita cemari air dan udara.

Berpuluh tahun setelah merdeka, bangsa ini bangsa yang kita impikan sebagai pemain utama dunia harus ditata kembali atas dasar budi dan hati, bukan semata-mata atas dasar benda dan materi. Indonesia bermartabat, indah, dan berkah dibangun atas dasar budi dan hati, politik dijalankan atas dasar hati dan budi, pendidikan dibangun atas hati dan budi, bisnis dibangun atas hati dan budi, hubungan antarsesama dibangun atas hati dan budi. Semuanya untuk Indonesia Raya.

Indonesia Tanah Jang Moelia Tanah Kita Jang Kaja
Disanalah Akoe Berdiri Oentoek Slama-lamanja
Indonesia Tanah Poesaka Poesaka Kita Semoenja
Marilah Kita Mendoa Indonesia Bahagia

Soeboerlah Tanahnja Soeboerlah Djiwanja
Bangsanja Ra'jatnja Semuwanja
Sadarlah Hatinja Sadarlah Boedinja
Oentoek Indonesia Raja

Indonesia Raja Merdeka Merdeka Tanahkoe Negrikoe Jang Koetjinta
Indonesia Raja Merdeka Merdeka Hidoeplah Indonesia Raja

No comments: