Tuesday, July 31, 2007

Klaim Membengkak, Rumah Sakit Rujukan Diaudit



Jakarta-RoL-- Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengatakan pemerintah melakukan audit terhadap rumah sakit-rumah sakit pemberi pelayanan program Asuransi Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (Askeskin) menyusul adanya pembengkakan klaim biaya pelayanan Askeskin di rumah sakit dalam besaran yang tidak wajar.

"Klaim dari rumah sakit membengkak luar biasa. Masa ada rumah sakit kecil di kota kecil yang tagihannya Rp2 miliar per bulan sementara total tagihan rumah sakit sendiri hanya Rp150 juta per bulan. Kita kirim auditor ke sana karena ini sangat mengagetkan," katanya di Jakarta, Selasa.

Usai memberikan keterangan pers soal penyakit misterius di Magelang, Siti Fadilah mengatakan, pembengkakan klaim tersebut dilaporkan terjadi di beberapa rumah sakit di Jawa dan luar Jawa.

"Biaya untuk obat-obatannya melambung sampai Rp1,5 miliar per bulan. Dalam satu resep ada tujuh macam obat yang diresepkan padahal yang dibutuhkan ternyata cuma dua. Ada salah satu rumah sakit yang melakukan itu bekerja sama dengan salah satu BUMN, Kimia Farma," katanya.

Ia menambahkan pula bahwa ada beberapa rumah sakit yang mengganti jenis klaim operasi peserta Askeskin supaya bisa menglaim biaya pelayanan dalam jumlah besar. "Jumlah dan tipe operasi yang diganti supaya dapat klaim banyak," ujar Menteri Kesehatan.

Di samping itu, ia melanjutkan, kebutuhan dana pelayanan Askeskin juga membengkak karena jumlah peserta program tersebut juga meningkat tajam tahun ini. Menurut data Departemen Kesehatan jumlah peserta program Askeskin tahun 2006 hanya sekitar 60 juta jiwa namun tahun 2007 meningkat menjadi 76,4 juta jiwa.

"Banyak orang yang tidak miskin mengaku miskin dengan memalsukan Surat Keterangan Tidak Mampu atau SKTM, bahkan ada calo SKTM di depan rumah sakit," ungkapnya. Lebih lanjut Menteri Kesehatan juga mengemukakan bahwa pembengkakan kebutuhan dana Askeskin tersebut tidak akan terjadi kalau program tersebut terkelola dengan baik dan sistem verifikasi berjalan sebagaimana mestinya.

"Jumlahnya bisa membengkak sampai segitu besar karena tidak terverifikasi. Kalau sebelumnya klaim sudah diverifikasi dan verifikasinya bagus maka itu tidak akan terjadi," kata serta menambahkan pelaksanaan verifikasi klaim merupakan tanggung jawab PT Askes.

Akibat pembengkakan tersebut sebanyak Rp1,7 triliun dana Askeskin Tahun 2007 yang disalurkan ke PT Asuransi Kesehatan (Askes) untuk membayar klaim pelayanan kesehatan masyarakat sudah habis pada pertengahan tahun sehingga pemerintah harus mengusahakan tambahan dana. Menurut Siti Fadilah pemerintah membutuhkan dana Rp2,2 triliun untuk menutupi kekurangan dana Askeskin tahun 2007.

Pekan ini, kata dia, pemerintah akan mengucurkan tambahan dana Rp1,9 triliun untuk pemenuhan dana Askeskin 2007 dimana Rp900 miliarnya berasal dari APBNP dan Rp1 triliun dari realokasi anggaran di Departemen Kesehatan. "Mudah-mudahan bisa realokasi dari dana yang lain lagi supaya bisa cukup Rp2,2 triliun," demikian Menteri Kesehatan. antara
mim

No comments: