"So What Gitu, Loh?"
Judul disertasi Creszentia Nina Handoko-Widodo adalah Komunikasi Korporat dalam Krisis: Studi tentang Persepsi dan Strategi Komunikasi Krisis PT Newmont Minahasa Raya pada Kasus Pencemaran Teluk Buyat. Berikut ini pokok sambutan promotor, Prof M Alwi Dahlan PhD, dalam pelantikan Nina sebagai doktor di Universitas Indonesia pada 6 Juli lalu.
Menurut Alwi, "komunikasi krisis", seperti dikaji Nina, memang bukan suatu masalah baru dalam ilmu komunikasi—khususnya komunikasi pada tataran manajemen organisasi. Hanya saja, komunikasi korporat yang diteliti Nina—yakni kasus pencemaran Teluk Buyat yang sempat ramai di media massa—ternyata tidak berhasil menyelesaikan krisis dalam kasus Buyat. "Ini terjadi karena komunikasi korporat terlepas dari induknya: ilmu komunikasi yang interdisiplin, yang terus tumbuh mengikuti perkembangan zaman yang kompleks dan dinamis," kata Alwi.
Bagi Alwi, judul disertasi Nina mengandung makna bersayap. Komunikasi korporat dalam krisis bisa menggambarkan bagaimana komunikasi menghadapi masalah korporat yang spesifik, sedang menghadapi krisis. Selain itu, dia juga bisa berarti komunikasi korporat pada umumnya dewasa ini sedang menghadapi krisis.
Alwi sempat mengomentari penggunaan bahasa Nina dalam disertasinya, yang dianggap "mampu menyerap bahasa komunitas dan bahasa populer, serta mempergunakannya dengan fasih dan tepat".
"Sekarang saya mengerti, kenapa kelompok mahasiswa S-3 yang studi bersama Anda menerapkan prinsip SWGL sebagai tolok ukur kepatutan dalam mencari topik penelitian untuk dikaji," kata Alwi.
Apa itu SWGL?
Alwi menerangkan kepada para tamunya: SWGL adalah singkatan So What Gitu, Loh? (BRE)
No comments:
Post a Comment