Friday, June 22, 2007

BAHASA
Kerajaan Serikat

SAMSUDIN BERLIAN

Tak ada hukum bahasa yang memadai untuk mengatur penerjemahan nama negeri, tempat, atau bangsa. Tiada guna mempertanyakan mengapa New Zealand jadi Selandia Baru, tapi Papua New Guinea jadi Papua Niugini dan New York tetap New York. Tak perlu kerut kening mengapa kita disuruh menggantikan Perancis dengan Prancis, tidak Francis sekalian. Mengapa pula English tetap Inggris, tidak dijadikan Inglis atau Englis? Toh, tak berarti bisa seenaknya menganggap Skotlandia itu sama dengan Inglandia, eh, Inggris seperti yang biasa terjadi bila penerjemah bertemu dengan United Kingdom.

Kepulauan di sebelah barat daratan Eropa itu punya nama macam-macam: England, Albion, Britannia, Britain atau Great Britain, United Kingdom, dan British Isles. Albion istilah sastrawi berarti Inggris atau Great Britain. Britannia nama Romawi kuno untuk Pulau Great Britain, yang mencakup England, Scotland, dan Wales. United Kingdom adalah Great Britain tambah Northern Ireland. Dulu Ireland termasuk, tapi sekarang sudah memisah jadi Republik. British Isles termasuk Pulau Great Britain, Pulau Ireland, Isle of Man, dan pulau-pulau kecil di sekitar situ. Pernah ada British Empire tapi setelah imperium global itu ambruk pasca-Perang Dunia II, istilah itu tak laku lagi selain dalam buku sejarah. Anda bingung? Wajar!

United Kingdom sering kali diterjemahkan jadi Inggris Raya atau Inggris saja, hal yang bisa bikin meradang orang Skot, Wales, atau Irlandia Utara. Inggris Raya sendiri rancu karena tidak ada Great England. Selain itu, makna Inggris diartikan seenak perut oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai "nama bangsa yang mendiami Kepulauan Inggris". Inggris hanyalah nama salah satu bangsa, yang lebih dominan daripada tetangganya yang mendiami Pulau Great Britain.

Bagaimana kalau, meniru bentukan Amerika Serikat (United States of America), mulai kita pakai Kerajaan Serikat untuk United Kingdom? Artinya kurang lebih berbagai bangsa yang terikat dalam satu Kerajaan, sama seperti Amerika Serikat berarti berbagai negara (bagian) di Amerika yang mengikatkan diri dalam suatu Federasi.

Yang juga bikin puyeng adalah pecahan Cekoslovakia. Yang satu jadi Slovakia, beres. Yang lain biasa disebut Ceko. Nah, ini bermasalah. Huruf -o- muncul dalam Cek-o-slovakia karena begitulah salah satu cara bahasa Inggris (mengikuti Yunani) menggabungkan kata, seperti misalnya sosi-o-ek-o-nomi. Setelah berdiri sendiri, republik itu dalam bahasanya sendiri bernama Èeská Republika, disingkat Èesko. Resminya dalam bahasa Inggris adalah Czech Republic; untuk singkatnya disarankan Czechia (padanan Èesko), tapi kurang laku.

Ada lagi Cina dan China, selain nama lebih tua: Tiongkok dan Tionghoa. Ada orang kurang suka Cina karena telah terlalu sering dipakai sebagai nama ejekan atau hinaan, dan dikaitkan dengan sasaran tindak kebencian seperti penjarahan toko Cina atau pengganyangan orang Cina. Kedutaan RRC lebih suka mengikuti ejaan Inggris: China. Memperumit urusan, Cina dan China sulit dibedakan dalam pengucapan. Jadi, perdebatan hanya berlaku dalam tulis-menulis. Bagaimanapun kiranya di sini yang terpenting adalah konteks, tidak memilih kata yang punya beban sejarah negatif.

SAMSUDIN BERLIAN Pengamat Bahasa

No comments: