Waspadai Redefinisi Nasionalisme
Jakarta, Kompas - Pengaruh ideologi global membuat pemaknaan terhadap faham kebangsaan Indonesia bergeser. Nasionalisme religius yang menjadi ciri nasionalisme Indonesia mulai berubah mengarah kepada nasionalisme kosmopolitan.
"Nasionalisme religius seperti yang dicetuskan Bung Karno (Soekarno) adalah nasionalisme yang tumbuh dari budaya Indonesia," kata Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Ma’ruf Amin dalam bedah buku Bung Karno Islam Pancasila NKRI yang diselenggarakan Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia NU, Jumat (22/6).
Nasionalisme religius merupakan perpaduan antara semangat kebangsaan dan keberagamaan. Nasionalisme Indonesia bersumber kepada Pancasila, sedangkan semangat religius bersumber kepada ajaran Islam yang menjadi agama mayoritas masyarakat. Antara nilai-nilai Pancasila dan Islam dapat saling dikompromikan dan tidak berbenturan.
"Kedua unsur tersebut saling mengisi yang melahirkan semangat nasionalisme yang beragama dan semangat beragama yang nasionalis," kata Ma’ruf.
Namun, pengaruh berbagai ideologi global membuat nasionalisme religius mulai dimaknai secara berbeda oleh sebagian kelompok. Makna religius mulai dipengaruhi oleh berbagai faham keagamaan global dan faham sekularisme. Nasionalisme religius pun bergeser menjadi nasionalisme kosmopolitan.
Buku Bung Karno Islam Pancasila NKRI berisi tentang surat, artikel, ceramah, dan pidato Bung Karno tentang Islam dalam konteks Pancasila dan Negara Kesatuan RI. (MZW)
No comments:
Post a Comment